Rabu, 28 September 2011

Aakash,Tablet Buatan India Paling Murah Sedunia

India nampaknya menjadi negara sangat ramah bagi kalangan menengah ke bawah. Terlebih bagi mereka yang masih berstatus pelajar. Pemerintah menyediakan sebuah tablet bernama Aakash kepada para pelajar di India hanya seharga 35 USD atau sekitar 300 ribuan.

Tablet buatan DataWind ini memiliki layar 7 inci dengan menggunakan chip Connexant 366MHz, dengan fasilitas penyimpanan 2 GB dan 256 MB RAM . Sebagai tahap awal, sekitar 100 ribu tablet akan diluncurkan pada bulan depan.

Dengan adanya tablet ini, diharapkan akses menuju internet akan menjadi lebih mudah. Saat ini hanya 8 persen penduduk India yang memiliki akses ke internet secara pribadi. Tak hanya itu, para penduduk India pun lebih memilih untuk menggunakan sebuah PC daripada tablet.

Menteri Komunikasi India, Kapil Sibal mengatakan bahwa semua pelajar di India harus memiliki tablet ini. Sedangkan jika kalangan umum menginginkan, maka mereka harus membayar jauh lebih mahal, yakni 61 USD atau sekitar 600 ribuan. Tentunya untuk masyarakat umum, tablet ini akan mendapatkan fitur yang lebih lengkap.

Selasa, 20 September 2011

Empat Kelemahan Google Wallet



Google telah meluncurkan sistem pembayaran Google Wallet, yang bisa menggantikan sistem pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, kemarin. Dengan aplikasi ini pembeli bisa menggunakan ponselnya sebagai media pembayaran, hanya dengan men-scan ponsel sebagai pengganti kartu kredit.

Namun, sistem pembayaran ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Berikut merupakan kekurangan Google seperti dikutip dari laman Mashable.

1. Retailer Belum Siap. Di Amerika Serikat, Google Wallet baru bisa digunakan di sejumlah retailer besar. Antara lain CVS, RadioShack, dan Foot Locker, dan akan menyusul di sejumlah retailer lain. Namun, tidak di semua outlet Google Wallet bisa digunakan, dan hanya lokasi tertentu.

Belum tahu kapan Google Wallet bisa digunakan di semua outlet retailer. David Robertson, penerbit  The Nilson Report, sebuah publikasi tentang pasar kartu kredit, mengatakan setidaknya butuh waktu lima tahun.

2. Tak banyak smartphone NFC. Untuk menggunakan aplikasi Google Wallet, smartphone Anda harus dilengakapi teknologi Near Field Communication (NFC). Sedangkan saat ini, hanya beberapa smartphone yang dilengkapi teknologi NFC. Pendiri The Seraphim Group Bob Egan mengatakan saat ini ada sekitar 50 juta smartphone NFC yang siap dipasarkan dalam 18 bulan ke depan. Namun, itu diperkirakan belum cukup untuk menjadikan Google Wallet digunakan banyak orang.

3. Konsumen belum siap. Butuh beberapa tahun untuk mengubah perilaku konsumen. "Kalian meminta orang-orang melakukan sesuatu yang belum biasa mereka lakukan sekarang. Itu tidak terjadi dalam semalam," ucap Bob Egan.

Selain itu, konsumen juga masih belum merasa aman dengan sistem pembayaran baru ini, yaitu ponsel menggantikan kartu kredit. "Orang tidak begitu saja percaya menggunakan itu secara tepat," kata analis dari J. Gold Associates Jack Gold.

4. Wallet bukan tujuan utama Google. Jika teknologi ini belum siap dan masih harus melakukan sejumlah adaptasi perbaikan, kenapa Google meluncurkan Google Wallet sekarang? Bob Egan memperkirakan ini merupakan salah satu strategi bisnis Google. Karena selama ini bisnis utama Google adalah advertising.

Mencari tahu apa yang dibeli konsumen merupakan potongan besar dari puzzle yang ingin diketahui pemasang iklan. "Mereka membuat asumsi perilaku konsumen saat ini," ujar Egan. "Ini akan menjadikan mereka semakin hebat dalam memprediksi itu."

Sedangkan analis dari eMarketer Noah Elkin mengatakan, Google Wallet juga akan menjadikan sistem operasi Android terus bersaing dengan iOS milik Apple dan BlackBerry. Secara bertahap, orang-orang akan menjadikan ponselnya sebagai dompet.

"Ini merupakan langkah lanjut dari migrasi perilaku yang kita lakukan dalam satu perangkat," kata Elkin. Selama ini, mudah membayangkan ponsel berpadu dengan kamera. Namun, Elkin meramalkan butuh bertahun-tahun untuk membiasakan menggunakan ponsel sebagai dompet.